Selasa, 19 Desember 2017

Pohon Mangga

Salah satu kebiasaan yang selalu orang tua kami ajarkan adalah berbagi dengan sesama apa yang kami punya. Adakalanya kami mendapat pemberian dari orang yang berlimpah dan kami pun  tidak sanggup menghabiskan semuanya, untuk mengatasi ini kami biasnya membagikan kepada tetangga kami. Ketika kami mau memberi sesuatu kepada seseorang biasanya kami berdiskusi kepada siapa yang harus menerima pemberian ini. Jika kami punya orang yang tepat untuk menerimanya lantas kami membaca respon apa yang diberikan ketika dia menerima pemberian kami. Ada yang memberi respon memberi ucapan terimakash ada juga yang merespon dengan tidak enak dimana dia mengungkapkan kekesalan atas pemberian dari kita. Dua respon yang berbeda ini kami diskusikan, disitu kami bisa membaca karakter seseorang, latar belakang pendidikan dan latar belakang keluarga tanpa harus menanyakan detail kepada yang bersangkutan. Dari respon yang diberikan kami juga dapat menilai apakah orang itu layak atau tidak menerima pemberian kami jika kami punya kesempatan kembali untuk memberi.
Dalam setahun kami punya kesempatan memberi kepada tetangga kami. Depan rumah kami tertanam sebuah pohon mangga yang tiap tahun berbuah sangat banyak. Secara manusia buah dari mangga tersebut tidak bisa kami habiskan seluruhnya karena banyaknya buah yang dihasilkan, dari pada buah tersebut busuk karena tidak kemakan dan akhirnya harus dibuang maka kami membagikan sebagian kepada tetangga kami kebetulan mangga itu sangat manis buahnya dn layak untuk diberikan. Hampir seluruh warga dikomplek kami mendapat 3 atau 4 buah satu rumah bahkan orang yang tidak kami kenal dan ketika lewat rumah kami melihat keatas betapa banyaknya buah mangga itu lantas kami memanggilnya dan memberikan apa yang dia lihat diatas yaitu buah mangga yang sangat manis, lantas komunikasi atar tetangga pun berjalan dengan baik padahal kami orang kristen yang berbeda dengan mereka.

Biasnya kalo disuatu komplek jika dirumahnya terdapat pohon yang menghasilkan buah seperti mangga atau jambu, anak-anak muda dikompek itu suka ambil diam-diam tanpa sepengetahuan pemilik mengambil buah tersebut, mungkin karena pemilik jarang atau bahkan tidak sama sekali memberi sebagian buahnya kepada tetangga. Supaya tetangga kami tidak diam-diam mengambil buahnya kami memberi pengertian kepada tetangga khususnya kepada anak muda dan anak kecil bahwa jangan mengambil diam-diam mangga itu disamping belum saatnya dipetik, perbuatan itu juga tidak baik untuk dilakukan. Kami memberi pemahaman jika mangga itu sudah siap dipetik maka kami akan memberikan kepada mereka dan tidak akan kami makan sendiri, pada akhirnya mereka memahami apa yang kami maksud dan mau menunggu waktu panen mangga kami. Sampai saatnya mangga itu dipanen kami melakukan apa yang kami katakan sebelumnya dan kami membagikan kepada mereka dan mereka pun senang. Pada tahun – tahun berikutnya tidak ada satupun yang diam-diam mengambil mangga tanpa seijin dari kami. Jika terdapat ada yang diam-diam mencuri mangga, kami menanyakan “apakah kamu pernah meminta mangga ini dan kami menolak memberi? Mengapa kamu harus mencuri padahal jika kamu memintanya pasti kami akan beri? Kami mau memberi mangga ini melebihi jumlahnya jika kamu mencuri? Kami marah jika mereka mengambil tanpa meminta kepada kami mangga itu. tapi kami mncoba mendidik mereka, dan hasilnya beberapa tahun belakngan ini tidak ada yang berani mengambil mangga itu. Setiap tahun mereka setia menunggu pemeberian dari kami tanpa harus mencuri.

Investasi Sedini Mungkin

Kemarin, banyak banget yang DM ke akun IG aku nanya gimana caranya buat investasi saham. Entah dari mana mereka tau akun IG aku katanya mere...