Saya adalah lulusan Sarjana Strata
1 dengan nilai IPK lebih dari 3 dan lulus tepat waktu pada tahun 2016. Ketika beberapa
bulan setelah wisuda teman kuliah dan saudara saya banyak yang bertanya kepada
saya “udah kerja belum?”, “kapan dapet kerja?”,”udah sarjana ko belum kerja juga?”,
“ko masih dirumah terus, ga mau nyari kerja?”, dan masih banyak pertanyaan yang
menuntut saya untuk cepat mendapat perkerjaan. Pertanyaan tersebut membuat saya
selalu terpojok dengan situasi ini, sesekali saya merasa marah jika ditanya
seperti itu. Padahal mereka tidak tahu bahwa tujuan saya setelah lulus kuliah
adalah membuka usaha atau menjadi usahawan, sesekali saya menjawab jika ditanya
kapan dapat kerja dengan jawaban saya ingin membuka usaha dan tidak ingin
berkerja pada orang lain. Respon yang mereka berikan terkadang suka menjatuhkan
dan mempertanyakan kenapa saya tidak mencari perkerjaan dikantor besar dan
ternama di negara ini padahal saya mempunyai gelar sarjana ekonomi, jika ingin
usaha kenapa kemarin harus kuliah. Pertanyaan yang terus dilontarkan kepada
saya dengan perkataan “apa ga sayang ijasahnya” “punya modal berapa ingin buka
usaha”. Saking lelahnya mendengarkan pertanyaan mereka akhirnya saya menuruti
keinginan mereka untuk mencari perkerjaan. Saya siapkan dokumen untuk mencari
perkerjaan seperti Ijasah, transkrip nilai dan mencari informasi tentang
lowongn perkerjaan. Saya kirim lewat email maupun lewat pos surat lamaran kerja
bahkan ujian CPNS pernah saya coba tahun lalu tapi hasilnya gagal. Suatu hari
pernah ada SMS masuk yang berisi tentang panggilan kerja, saya datangi
perusahaan tersebut dan mengikuti berbagai macam proses supaya saya diterima
sebagai karyawan apapun posisinya. Setelah mengikuti berbagai macam proses dan
dokumen yang dibutuhkan saya diterima sebagai karyawan trainer selama enam
bulan, saya diberi tahu oleh pihak HRD bahwa saya sudah mulai bisa berkerja
pada 1 Desember 2016. Tapi tiga hari sebelum hari pertama saya berkerja saya
mendapat SMS kembali oleh pihak HRD jam 23.00 WIB dan yang membuka SMS tersebut
adalah mamah saya yang berisi bahwa saya tidak bisa berkerja di perusahaan
tersebut tanpa menjelaskan alasannya. Mamah saya langsung kaget dan tak tega membangunkan
saya dengan isi pesan yang seperti itu. Saya tidak tahu apa kesalahan saya dan
pihak HRD pun tidak mempunyai alasanyang jelas membatalkan saya menjadi karyawan. Setelah kejadian
itu saya mencoba melupakan sakit hati saya kepada HRD tersebut saya percaya
akan ada gantinya perkerjaan ditempat lain yang lebih baik. lalu saya mendapat
rekomendasi lowongn perkerjaan dari teman saudara saya tapi belum juga saya
berkerja usaha itu bangkrut. Dari kedua kejadian tersebut saya mengerti belum
menjadi karyawan saja sudah sakit hati apalagi kalau sudah benar-benar memiliki
perkerjaan.
Dari berbagai pengalaman yang
menyakitkan ini saya menyadari bahwa saya terlalu mendengarkan perkataan orang
lain dan mengikutinya sehingga saya melupakan tujuan utama saya yang sudah saya
pilih. Akibat saya mengikuti apa kata orang saya kehilangan banyak waktu, hampir
satu tahun lebih saya fokus mencari perkerjaan tapi tidak mendapatkan hasil. Tapi
beruntung saya mempunyai mamah yng tidak banyak menuntut saya setelah lulus
kuliah harus cepat berkerja justru beliau menyarankan untuk fokus kembali
membuka usaha. Akhirnya saya membantu usaha mamah saya sambil menabung untuk
usaha yang akan saya buka sendiri karena dengan saya membantu mamah saya di
usahanya sebenarnya saya mendapat gaji tiap harinya untuk ditabung. Saya mengerti
bahwa untuk membuka usaha saya harus memiliki sebuah ruko dan modal untuk
mengisi barang dan itu semua membutuhkan dana yang besar. Butuh berapa lama
saya manabung agar dana tercukupi untuk membuka usaha. Dana yang saya miliki
harus diinvestasikan terlebih dahulu agar nilai rupiahnya terus naik. Beruntung
saya memiliki pengetahuan menginvestasikan dana kita agar nilainya terus naik
dan aman. Saya menginvestasikan tabungan saya di instrumen investasi pasar
modal dengan membeli beberapa saham yang menurut saya perusahaan tersebut
mempunyai fundamental perusahaan yang baik secara rutin tiap bulannya. Saya percaya
impian saya memiliki usaha distributor alat tulis dapat terwujud bahkan saya
mampu memperkerjakan beberapa orang pemuda dilingkungan tempat tinggal saya dan
mampu menekan tingkat pengangguran ditempat saya. Pada akhirnya saya mempunyai
dua sumber pendapatan yaitu dari upah saya membantu usaha mamah saya dan
keuntungan dari membeli saham perusahaan dalam bentuk deviden maupun capital
again.
Meski impian saya belum terwujud
dan semunya itu membutuhkan proses yang lama sambil menunggu dana saya cukup
untuk membuka usaha, saya banyak mencari ilmu tentang bagaimana cara agar usaha
dapat berkembang dari waktu ke waktu. Salah
satu teman diskusi saya adalah mamah saya karena beliau memiliki banyak
pengalaman dan ilmu bagaimana caranya agar usaha dapat berjalan lancar. Sesekali
mamah saya bercerita bahwa dahulu kakek saya adalah karyawan yang menjadi
tangan kanan pemilik pabrik, kakek saya sangat dipercaya bosnya karena memiliki
kerajinan yang cukup baik dan berkerja jujur. Semuanya itu tidak mampu membawa
keluarga mamah saya bebas secara finansial bahkan sampai meninggalnya kakek
saya, beliau belum mampu memberikan keluarganya sebuah rumah untuk berlindung. Paman
saya juga mengalami hal yang sama sampai umurnya mencapai 46 tahun belum juga
memiliki rumah untuk kelurganya bahkan anaknya yang sulung tidak ada biaya
untuk mengkuliahkannya. Dia berkata pada asya bahwa berkerja hanya mampu untuk
makan sehari-hari dan umur kita sudah dihabiskan diperusahaan tersebut
sedangkan aset perusahaan setiap tahunnya mengalami peningkatan berbanding
terbalik dengan nasib karyawannya hanya untuk memiliki atap untuk berlindung
saja tidak mampu. Dari pengalaman yang dialami kakek dan paman, saya semakin
ykin untuk membuka usaha agar keluarga saya memiliki kebebasan secara
finansial.
Saat ini jika ditanya teman mupun
saudara apakah status saya atau sudah memiliki perkerjaan belum saya menjawab
saya belum berkerja dan masih dirumah. Hal ini dapat membantu saya mengetahui seperti apa karakter mereka sesungguhnya ,
apakah mereka benar-benar peduli atau hanya sekedar ingin tahun dan
menertawakan keadaanku saat ini. Respon mereka cukup beragam ada yang
benar-benar peduli dengan menginformasikan bahwa ditempatnya berkerja mebutuhkan
karyawan yang sesuai dengan profil saya atau yang hanya sekedar ingin tahu
keadaan saya saat ini. Saya tidak pernah mengharapkan bantuan dari mereka tapi
saya bisa mempelajari siapa mereka disekeliling saya sesungguhnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar