Minggu, 29 Juli 2018

MENERAPKAN BUDAYA MENABUNG DAN BERINVESTASI DI MASYARAKAT


Budaya menabung adalah salah satu kebiasaan yang harus diterapkan masyarakat sedini mungkin. Masih banyak masyarakat saat ini yang tidak mampu mengatur keuangannya,  sehingga dapat menimbulkan banyak masalah. Hal ini terjadi karena masyarakat masih minim memiliki budaya menabung. Sebesar apapun penghasilan, kita harus tetap membiasakan diri untuk menyimpan sebagian penghasilan kita sebagai dana cadangan yang sewaktu-waktu dapat berguna dalam kondisi terdesak.


Sebenarnya budaya menabung sudah biasa diajarkan di dalam keluarga, orang tua selalu memberikan kepada anaknya sebuah celengan yang unik  agar anaknya semangat untuk menabung. Orang tua berjanji jika celengan suatu saat penuh, jumlah uangnya seluruhnya boleh dibelikan apa saja barang kesukaan anaknya. Biasanya pihak orang tua memberikan upah kepada anaknya atas suatu perkerjaan yang sudah diselesaikan dan menyarankan sebagian harus uang yang dimilikinya untuk ditabung membeli barang kesukaan anaknya. Ajaran ini dapat membentuk karakter anak yang tidak boros dan selalu mengupayakan keinginannya jika hendak membeli suatu barang dengan menabung.
 


Di lingkungan sekolah pun secara tidak sadar budaya menabung terus diajarkan kepada para siswa seperti di tingkat Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama dan Sekolah Menengah Atas. Bahkan di tingkat Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) saat ini budaya ini juga ikut diterapkan, dengan memberikan buku tabungan dimana para siswa diwajibkan untuk menabung setip hari. Hal ini menandakan bahwa para pendidik ingin mengajarkan sedini mungkin budaya menabung kepada para siswa. Budaya menabung di sekolah bukan seberapa besar nominal tabungannya yang diperoleh tapi bagaimana manfaat kebiasaan menabung kepada para siswa yang sewaktu-waktu dapat bermanfaat di masa depan. Pihak sekolah biasanya mengadakan tabungan siswa untuk tujuan karya wisata yang akan diikuti wajib oleh para siswa, siswa dituntut menyisihkan uang jajannya setiap harinya untuk membiayai perjalanan karya wisata dengan tempo biasanya satu tahun. Lewat tabungan sekolah pihak sekolah dapat menjelaskan tentang banyaknya manfaat dari budaya menabung untuk masa yang akan datang.


Budaya menabung yang secara terus-menerus diterapkan dilingkungan keluarga maupun sekolah, tapi masih belum cukup menyadarkan masyarakat tentang pentingnya budaya menabung. Masih banyak masyarakat yang menyepelekan upaya keluarga maupun sekolah untuk mengajarkan budaya menabung, sehingga mereka membelanjakan seluruh dana miliknya tanpa memperhitungkan kebutuhan yang akan datang. Masyarakat yang belum peka tentang budaya menabung dapat menimbulkan masyarakat  boros yang tidak dapat mengatur keuangannya, hal ini dapat menimbulkan masalah seperti hutang dimana-mana  dan tidak adanya dana cadangan atau simpanan yang dibutuhkan jika terdapat keadaan yang sangat mendesak.
 


Jika dibangku sekolah kita tidak berhasil memiliki budaya menabung, maka ketika sudah dewasa dan mempunyai pendapatan penghasilan secara mandiri biasaya orang tersebut mempunyai karakter yang langsung membelanjakan penghasilannya tanpa terencana terlebih dahulu. Orang seperti ini tidak mampu membedakan mana kebutuhan primer mana dan kebutuhan sekunder. Bahkan tipe orang seperti ini jika mempunyai penghasilan langsung menghabiskannya untuk dibelanjakan kebutuhan sekunder dan ketika hendak membeli kebutuhan primer tanpa sadar penghasilannya sudah habis terpaksa kebutuhan primernya dipenuhi dengan dana dari hutang. Kebiasaan ini terus berlanjut berbulan-bulan dan bertahun-tahun. Bahkan lebih parahnya lagi sebagian masyarakat tanpa pikir panjang membelanjakan kebutuhan sekunder dengan dana hutang dari kartu kredit maupun pinjaman dari para rentenir yang bunganya cukup besar, sehingga hutangnya semakin hari semakin menumpuk dan sangat besar. Jadi jangan heran kalau banyak masyarakat sekarang ini terlilit hutang yang cukup besar karena tidak memiliki budaya menabung.


Jika budaya ini dapat diterapkan dengan baik, masyarakat dapat dengan bijak menggunakan uangnya. Ada banyak contoh dari masyarkat yang mampu menabung bertahun-tahun agar keinginannya dapat terwujud. Melalui hal-hal sepele orang tersebut mampu mewujudkan cita-citanya. Seperti bapak Miskat seorang pemulung yang dapat berangkat haji tahun ini dengan menabung dari hasil mulungnya dengan menyisihkan sebagian pendapatannya berkisar 5000 sampai 10.000 setiap harinya, bapak Miskat mengumpulkan uangnya di bawah tumpukan pakaian dilemari, beliau tidak ingat sudah berapa lama menabung untuk biaya berangkat haji. Hal yang sama pun dilakukan oleh Titin Sumiarti warga kabupaten Ponorogo mampu membeli sepeda motor matic secara lunas dengan membayar uang receh yang ditabungnya selama lima tahun. Kisah lainnya yaitu datang dari seorang karyawati swasta yang mempunyai pola nabung yang unik dan berhasil diterapkan dengan hasil yang cukup banyak yaitu dengan menyimpan uangnya pecahan 20.000 untuk ditabung, hal ini dilakukan karena dia berpikir bahwa nominal 20.000 peredarannya sangat jarang ditemukan. Jika ia menerima uang kembalian nominal 20.000 maka uang itu langsung disimpan untuk ditabung, nominal 20.000 dinilai tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil sehingga tidak memberatkan pengeluarannya.


Budaya menabung juga bisa dilakukan secara berkelompok, sebuah Sekolah Menengah Kejuruan di kabupaten Cirebon mempunyai keinginan untuk membangun sebuah masjid dilingkungan sekolahnya. Para siswa memberikan sebagian uang jajannya untuk membangun sebuah masjid yang bisa digunakan secara pribadi untuk kegiatan keagamaan dlingkungan sekolahnya, karena selama ini para siswa menumpang di masjid milik perumahan di dekat sekolahnya untuk hanya sekedar sholat dan sangat meresahkan warga setempat. Tapi setelah 3 tahun menabung untuk membangun masjid yang dikoordinir oleh pihak OSIS, masjid itu pun dapat berdiri dan digunakan untuk setiap kegiatan keagamaan di sekolahnya, hanya membutuhkan dana sedikit lagi untuk proses finishing. Sebuah gereja pun dapat dibangun hanya dengan dana dari jemaat gereja itu sendiri, di Bekasi dapat berdiri sebuah gereja dengan biaya dari para jemaatnya yang berprofesi supir angkot, mereka rela uang untuk membeli satu bungkus rokok dialokasikan untuk membeli bahan bangunan. Sehingga gereja tersebut dapat berdiri kokoh hanya karena para jemaatnya menyisihkan uang untuk membeli rokok untuk diberikan ke gereja.
 

Budaya menabung dapat diterapkan dengan cara apapun jika kita mempunyai tekad yang kuat. Salah satu inspirasi untuk menabung adalah jika kita mempunyai kecanduan berat  terhadap rokok, jika kita berani berhenti dari rokok bisa dibayangkan berapa banyak dana yang bisa kita simpan untuk membeli rumah atau mobil misalnya. Mahalnya harga rokok dan dampak yang buruk bagi kesehatan sudah seharusnya dihentikan secepat mungkin. Untuk para perokok sudah berapa banyak uang yang dikorbankan hanya untuk menambah masalah bagi kesehatan, jika dana untuk membeli rokok bisa dialihkan untuk membeli sebuah rumah, mobil atau membiayai kuliah anak-anak kita kelak  akan ada banyak manfaat yang dirasakan ketika kita mampu berhenti mengkonsumsi rokok. Mungkin kebiasaan merokok sangat sulit dilakukan, tapi bisa dihentikan sedikit demi sedikit porsi batang rokoknya setiap harinya sampai akhirnya kita bisa benar-benar bebas dari rokok.


Tidak ada waktu terlambat untuk belajar membiasakan diri untuk menabung, ada baiknya jika budaya menabung dilakukan di usia sedini mungkin sehingga kita kelak dewasa dapat terbiasa menabung. Namun jika kita saat ini sudah dewasa dan tidak memiliki budaya untuk menabung tidak ada salahnya kita belajar untuk membiasakan mengatur keuangan kita dengan menabung sekarang, kita bisa memilih cara apapun untuk menerapkan budaya menabung sesuai dengan kenyamanan diri kita masing-masing. Karena budaya menabung dapat kita rasakan manfaatnya bukan untuk hari ini melainkan di masa-masa yang akan datang. Kalau kita sudah merasakan betapa banyaknya manfaat budaya menabung maka diwaktu yang akan datang kita akan terbiasa dan ketagihan dari budaya menabung.
 

Media yang digunakan masyarakat untuk menyimpan uang tabungannya dinilai masih sangat tradisional. Masyarakat lebih suka menyimpan uangnya di celengan, di bawah kasur, di bawah bantal, di bawah tumpukan pakaian di lemari bahkan galon air dijadikan tempat untuk menyimpan uangnya. Sangat rawan jika masyarakat masih menyimpan dananya di media tradisional seperti itu karena sangat mudah untuk hilang, diambil maupun dicuri. Sebenarnya tidak ada salahnya mereka menggunakan media seperti itu, tapi alangkah lebih baiknya masyarakat menggunakan produk dari jasa perbankan untuk menyimpan dana dari masyarakat. Perbankan adalah sebuah instansi yang berfungsi untuk menghimpun dana dari masyarakat. Perbankan dapat memberi keamanan kepada para nasabahnya mengenai dana yang disimpan, karena bank tersebut diawasi oleh Lembaga Penjain Simpanan (LPS)  sehingga dana kita dapat tersimpan dengan aman. Akan banyak keuntungan yang dapat diperoleh oleh masyarakat jika menyimpan dananya di bank seperti lebih praktis dan simpel, mudah digunakan untuk kebutuhan mendesak, program hadiah kepada para nasabah, mendapatkan bagi hasil atau bunga dari bank dan aman dari berbagai resiko.  Masyarakat yang menyimpan dananya di bank juga dapat membantu pemerintah untuk menekan angka inflasi di negara kita, karena dengan menabung di bank kita dapat meminimalisir dana yang beredar di masyarakat. Dana yang banyak beredar dimasyarakat dapat menyumbang angka inflasi di suatu negara. Jadi akan banyak manfaat jika kita mempercayakan jasa perbankan  untuk menyimpan dana yang dirasakan  kita dan negara.  


Masyarakat mengharapkan dana yang ditabung dapat terus bertambah, pada akhirnya masyarakat mempunyai keinginan untuk berinvestai. Kurangnya pemahaman masyarakat tentang investasi membuat masyarakat salah memilih tempat unuk berinvestasi. Banyak masyarakat memilih investasi dengan iming-iming keuntungan yang mencapai 100%, bukan untung yang diraih melainkan dana masyarakat yang berhasil di himpun oleh badan investasi ileggal dibawa kabur oleh pengelola. Tidak tanggung-tanggung pelaku dapat mebawa dana dari ribuan nasabahnya yang berjumlah triliunan rupiah.
 

Agar jumlah nominal tabungannya terus bertambah, Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) menyarankan jenis-jenis produk simpanan Bank Konvensional yang dijamin oleh LPS seperti Giro, Deposito, Sertifikat Deposito, Tabungan dan bentuk lain yang dipersamakan dengan itu. Sedangkan dalam bentuk Bank Syraiah LPS menjamin seperti Giro Wadiah dan Giro Mudharabah, Tabungan Wadiah dan Tabungan Mudharabah, Deposito Mudharabah dan Simpanan lain yang ditetapkan LPS. Masyarakat dapat memperoleh keuntungan dari berinvestasi di bank konvensional maupun bank syariah yang dijamin keamanannya oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS).


Jika masyarakat ingin menabung sambil berinvestasi dengan keuntungan yang besar, masyarakat bisa menyimpan dananya di pasar modal Indonesia yang ditangani oleh Bursa Efek Indonesia (BEI). Insturmen Investasi yang dapat dipilih masyarakat di pasar modal antara lain Saham, Obligasi, Warant, Reksa Dana. Dari bnyaknya jenis instrumen investasi dipasar modal masing-masing menawarkan tingkat resiko dan keuntungan yang berbeda. Sesuai dengan teori manajemen risiko dimana risiko yang tinggi menghasilkan tingkat keuntungan yang tinggi juga. 
 

Dari menabung kita merasakan banyak manfaat seperti pola hidup hemat, terhindar dari hutang dan memiliki dana cadangan yang bisa digunakan dalam keaadaan mendesak. Menabung dapat memberikan gambaran masa depan, dimana kita mengharapkan masa depan yang baik sehingga kita akan menyimpan dana kita untuk diinvestasikan dalam jangka panjang dan masa depan anak cucu kita dapat terjamin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Investasi Sedini Mungkin

Kemarin, banyak banget yang DM ke akun IG aku nanya gimana caranya buat investasi saham. Entah dari mana mereka tau akun IG aku katanya mere...